PONOROGO - Meski di tengah beratnya tantangan pendidikan di masa pandemi, namun SMPN 5 Ponorogo mampu mencetak prestasi di tingkat nasional.
Hebatnya, prestasi tersebut diraih dalam ajang yang digelar Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Tak tanggung-tanggung, SMP Negeri yang dipimpin Ruskamto, S.Pd, M.Pd itu menjadi juara 1 berkat karya Film Pendek Musikal Anti Korupsi dengan judul “Resik-resik”.
Atas prestasinya itu, tim SMPN 5 Ponorogo menerima penghargaan yang langsung diserahkan Wakil Ketua KPK Alexander Marwata.
Yakni dalam Ajang Apresiasi Implementasi Pendidikan Antikorupsi Kategori Pemberdayaan Jejaring Pendidikan Jenjang SMP tema Kampanye PAK, Selasa - Rabu.
Bertempat di La Golden Balroom, The Sultan Hotel & Residence Jalan Gatot Subroto Senayan Jakarta Selatan.
Vendik Meycristianto, S.MG selaku pimpinan produksi mengaku bersyukur keras keluarga besar sekolah berbuah prestasi nasional.
"Ini wujud dedikasi dan totalitas dalam mewujudkan sekolah yang berprestasi, berintegritas dan dicintai masyarakat," ungkapnya.
Hebatnya, sekolahnya mampu melewati serangkaian proses dan bersaing dengan total 662 karya dari seluruh Indonesia. Dibagi menjadi 2 kategori, yaitu Media dan Kampanye PAK (Pendidikan Anti Korupsi).
"SMP Negeri 5 Ponorogo mendapatkan juara 1 untuk kategori kampanye jenjang SMP," ungkapnya.
Ia menerangkan, Film Pendek Resik-Resik dibuat karena adanya kerinduan bagaimana menyampaikan nilai nilai anti korupsi dengan model yang kekinian, luwes dan humanis. "Sehingga mudah diterima oleh masyarakat luas," sebutnya.
Ia berharap, prestasi SMP Negeri 5 ini bisa menginspirasi dunia pendidikan di Kabupaten Ponorogo. "Utamanya dalam bidang edukasi atau penanaman nilai anti korupsi untuk anak-anak sekolah melalui media film," tandasnya.
Kepala SMPN 5 Ponorogo, Ruskamto, S.Pd, M.Pd mengatakan, prestasi itu patut disyukuri karena sekolahnya bisa membawa nama baik Ponorogo dan menyisihkan ratusan sekolah lain di Indonesia.
Menurutnya, ditunjuk sekolahnya oleh Dinas Pendidikan untuk mewakili Kota Reyog bukan tanpa alasan. "Dimungkinkan karena kami memiliki studio musik sendiri," sebutnya.
Butuh waktu panjang untuk memproduksi film ini meski durasine pendek 5 menit. Adapun pemerannya adalah semua warga sekolah, dibantu 3 guru dan sekitar 50 siswa.
Untuk setting dan lokasi pembuatan film sendiri ada di sekolah, dengan tokoh utama kepala sekolah.
Pesan paling penting yang disampaikan dalam film tersebut, yakni menciptakan karakter anti korupsi sejak dini.
Menurutnya, korupsi bukan hanya melulu soal uang melainkan ada 9 karakter. Yakni jujur, peduli, mandiri, disiplin, tanggung jawab, kerja keras, sederhana, berani dan adil.
"Karakter tersebutlah yang akan selalu ditanamkan pada anak didik di SMP Negeri 5 Ponorogo," tegasnya.
Sinopsis film tersebut, seorang kepala sekolah dengan sosok sederhana. Setiap hari ke sekolah dengan vespa.
Kemudian menggerakan para siswanya untuk kerja bakti mengingat sekolah sudah lama tidak dipakai untuk pembelajaran tatap muka (PTM).
Tiba-tiba ada tamu datang yang ingin mendaftarkan anaknya ke sekolah dengan jalur non prosedural.
Meski di iming-imingi uang pihak sekolah menolak. Kemudian diakhir cerita bernyanyi bersama di tengah lapangan basket seperti film Petualangan Sherina. (agus rifai)
COMMENTS