PONOROGO - SMKN 1 Ponorogo di bawah kepemimpinan Drs. Dibyo Puji Haryono, M.MPd meraih prestasi yang luar biasa.
Meski di tengah beratnya tantangan pendidikan pada masa pandemi Covid-19 namun siswi SMKN 1 Ponorogo berhasil menyabet prestasi di tingkat nasional.
Yakni dalam penutupan dan penganugerahan Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) tahun 2021, Minggu (5/9/2021)
Hebatnya, siswi SMKN 1 Ponorogo berhasil mendapatkan juara Inovatif 2 Setara Perak dalam bidang Musik Tradisi Daerah Nasional (Penyaji Inovatif).
Yakni dengan mengangkat kearifan lokal sesanti martopuro salah satu musik tradisi yang berasal dari Kecamatan Bungkal.
Potensi daerah yang ada di Kabupaten Ponorogo disinergikan dengan beberapa konsep garapan.
Prestasi ini SMKN 1 Ponorogo tentu saja mengharumkan provinsi Jawa Timur di mata nasional.
Pun, torehan yang didapatkan menambah pundi-pundi piala bagi provinsi Jatim dalam gelaran FLS2N tersebut.
Prestasi prestisius ini dipersembahkan lima siswi SMKN 1 Ponorogo yang bergabung dalam satu tim musik tradisi.
Mereka adalah, Shinta Oktavia Kirana Ayu D, Agreraty Dyah Kusumastary, Adinda Gaty Oktavia, Zahro'ul Hasanah dan Eclesia Eva Celia Putri.
Karya membanggakan ini disambut bangga keluarga besar SMKN 1 Ponorogo. Apalagi prestasi tersebut setelah melewati serangkaian proses yang panjang.
Sebab, sebelumnya tim SMKN 1 Ponorogo harus bersaing di tingkat provinsi Jatim. Hebatnya, dalam FLS2N tingkat provinsi tersebut, SMKN 1 Ponorogo berhasil juara 1.
Tim SMK Negeri yang memang sarat akan prestasi itu menjadi yang terbaik di Jatim. Meski sekolah ini berada di kota kecil namun berhasil mengalahkan SMK dari kota besar lainnya. Seperti SMKN 12 Surabaya dan SMKN 2 Kediri yang harus puas di posisi dua dan ketiga.
Sementara itu, Shinta Oktavia Kirana Ayu Dewanti salah satu siswa peraih juara mengaku tidak menyangka timnya akhirnya bisa mencatatkan prestasi sampai level nasional.
"Tidak menyangka karena saingannya berat," ungkap siswi kelas XII RPL 2 ini didampingi Zahro'ul Hasanah XI OTKP 3.
Shinta menuturkan, prestasi yang diraih memang membutuhkan perjuangan ekstra. Karena kelimanya harus rela berpindah tempat latihan.
Selain itu, harus disiplin tinggi agar tepat waktu karena waktunya yang mepet.
Dalam pembuatan video pun tidak sekali jadi. Untuk tingkat provinsi sampai 18 kali take video. Bahkan, tingkat nasional sampai 24 kali shooting.
Kelima anak ini memang memiliki talenta luar biasa. Karena mereka dituntut mampu memainkan multi alat musik.
Zahro'ul Hasanah misalnya ia harus memainkan demung, rebana, kenong reyog dan slentem. Shinta Oktavia Kirana Ayu D memegang bonang, angklung, rebana dan nyanyi.
Adapun Adinda Gaty Oktavia memainkan gambang, sadon, rebana, angkung dan vocal.
Sedangkan Eclesia Eva Celia Putri berperan menabuh gong, tektur dan rebana. Sementara untuk Agreraty Dyah Kusumastary bertugas menabuh gendang, pekirng, siter dan nyanyi.
"Jadi satu anak harus multy kemampuan alat musik," sebutnya.
Jarumi, S.Pd, M.Sn selaku guru pembina dan pembimbing eksra seni tari dan karawitan SMKN 1 Ponorogo mengaku bersyukur berkat kerja keras siswa dalam berlatih akhirnya bisa sampai nasional.
"Alhamdulillah akhirnya meraih prestasi di tingkat nasional, setelah bersaing dengan puluhan peserta dari berbagai provinsi," ungkapnya.
Apalagi di masa pandemi ini, pihaknya tetap mentaati prorokol kesehatan demi kesehatan anak.
"Kami berusaha mengikuti program pemerintah," ungkapnya.
Bahkan, karena kondisi tertentu pihaknya terpaksa memindahkan tempat latihan agar anak terjaga dari covid. Latihan sempat dipindah ke tengah sawah Bulak Balong dan shootingnya di SMPN 2 Ngrayun.
"Jadi betul-betul penjagaan dan perjuangan yang luar biasa," sebutnya.
Pihaknya mengaku senang mendapat bibit unggul hasil kerjasama dengan guru pembina SMP.
"Ketika sudah masuk di SMKN 1 Ponorogo maka kami perhatikan dengan pembinaan maksimal serta menyiapkan pelatih profesional," pungkas Jarumi, S.Pd, M.Sn yang sekarang tengah menempuh doktoral education untuk memperoleh phd setara doktor di Al Madinah International University Malaysia ini.
SMKN 1 Ponorogo Gudangnya Prestasi
Dibyo : Kuncinya Total Quality Managemen
Drs. Dibyo Puji Haryono, M.MPd Kepala SMKN 1 Ponorogo mengaku bangga dengan persembahan prestasi anak didiknya.
Menurutnya, prestasi ini tergolong luar biasa. Karena meski pandemi Covid-19 namun anak didiknya menorehkan prestasi nasional.
Menurutnya, pandemi bukan menjadi alasan untuk tidak berpestasi. "Tidak ada sesuatu yang bisa menjadi penghalang untuk kita berprestasi dalam situasi apapun," tegasnya.
Sekolahnya pun mencari terobosan agar bisa tetap berkarya di masa pandemi. Bahkan, agar bisa latihan, siswa diboyong ke tempat yang memungkinkan.
"Kalau kita nurut situasi maka tidak bisa berkarya dan berprestasi," tegasnya.
Oleh karenanya, Dibyo memberikan semangat yang selalu ditanamkan kepada guru maupun karyawan.
"Yakni, target yang jelas dan rencana yang bagus. Insyallah hasilnya terbaik," ujarnya.
Selain itu, prestasi yang diraih siswa ini berkat adanya totalitas dari seluruh civitas akademika.
"Saya tanamkan konsep manajerial TQM. Yakni total quality managemen. Bahwa seluruh civitas akademika harus tahu target, sasaran mutu lembaga serta apa yang ingin dicapai," tegasnya.
Bahkan, pekerja paling dasar seperti security dan tenaga kebersihan sekalipun harus paham sasaran mutu dan visi misi sekolah.
Dibyo juga berulang kaki memberikan pemahaman bahwa sekolah harus memiliki jiwa prestatif yang luar biasa.
"Bukan hanya untuk siswa tapi juga kepada guru bahwa manajemen itu perlu diperhatikan. Sehingga akan muncul yang namanya embrio kinerja yang terukur," pungkasnya.
Tradisikan Hadiah &
Penghargaan Siswa Berprestasi
SMKN 1 Ponorogo di bawah komanda Drs. Dibyo Puji Haryono, M.MPd memberikan penghargaan yang tinggi kepada siswa maupun guru yang berprestasi.
SMK yang terletak di jantung kota ini mempunyai tradisi acara seremonial pemberian penghargaan kepada mereka yang berhasil mengharumkan nama sekolah.
Terbukti, para siswa jawara FLS2N yang berhasil meraih juara nasional mengikuti seremonial bak pahlawan.
Secara simbolis, siswa menyerahkan piala hasil kejuaraan yang dapat dipersembahkan kepada sekolah. Setelah itu, pihak sekolah memberikan reward untuk sang juara.
Selain itu, penghargaan juga diberikan kepada guru pembina yang telah membimbing siswa sampai juara.
Yakni kepada Jarumi, S.Pd, M.Sn dan Prayitno, S.Sn selaku pembina ekstra karawitan.
Hadiah juga berikan kepada 10 besar siswa teraktif kelas X pesantren kilat tahun pelajaran 2021/2022.
"SMKN 1 Ponorogo komitmen memberikan reward atau apresiasi bagi siswa dan guru yang berprestasi," ungkap Dibyo Puji Haryono.
Menurutnya, tradisi memberikan apresiasi ini penting bagi sekolahnya sebagai upaya membangkitkan motivasi siswa. Selain itu juga bisa menjadi contoh bagi siswa lainnya.
"Apresiasi ini untuk memberikan dorongan agar terjadi peningkatan dan prestasi," pungkasnya. (agus rifai)
COMMENTS