![]() |
Peserta napak tilas juga melewati hutan yang dulu juga dilewati Jendral Soedirman saat gerilya |
SAWOO- Menyongsong pelaksanaan Musyawarah Wilayah (Musywil) Ke-16 Muhammadiyah Jawa Timur, panitia menggelar Napak Tilas Jenderal Sudirman Ahad, (11/12/2022).
Acara ini berpusat di Wisata Sejarah Monumen Jenderal Sudirman Desa Ngindeng, Kecamatan Sawoo, Kabupaten Ponorogo.
Harun Arafat, S.IP Ketua Panitia menyampaikan kegiatan ini diikuti oleh sekolah dan madrasah Muhammadiyah dari SD/MI sampai SMK/SMA/MA se-Kabupaten Ponorogo dan masyarakat sekitar.
"Ada banyak rangkaian kegiatan dari tapak tilas ini dan setiap kalangan masyarakat dilibatkan," ujarnya.
Hilal Chamdi selaku sekretaris menerangkan start perjalanan tapak tilas dibagi menjadi dua.
Pertama, untuk kategori SD/MI dimulai dari lokasi Ngindeng, timur Bendungan Bendo Sawoo Ponorogo.
Jarak tempuh sekitar 4 kilometer dari pusat kegiatan Monumen Jenderal Soedirman.
Kedua, untuk kategori SMP/MTs, SMK/SMA/MA dan masyarakta umum berada di Desa Centong, Kecamatan Sawoo dengan jarak sekitar 6 kilomter dari tempat finish.
Ketua Panitia Musywil Ke-16 Muhammadiyah Jatim Sunarto menyampaikan alasan dipilihnya Napak Tilas Jenderal Sudirman menyambut Musywil 16 di Ponorogo.
Dijelaskannya, bahwa Jenderal Sudirman merupakan salah satu tokoh Muhammadiyah yang menjadi pahlawan nasional.
Jenderal Sudirman awalnya tergabung dan ditempa dalam kepanduan hizbul wathan. Beliau sangat disegani yang kemudian ikut wajib militer. Selanjutnya menjadi seorang tentara dan Jenderal besar.
Ada tiga jimat atau kunci yang selalu beliau ajarkan dalam rangka memperjuangkan kemerdekaan hingga meraih kesuksesan.
Pertama, beliau selalu dalam keadaan berwudhu alias tidak pernah batal. "Maka hati dan pikirannya suci sehingga ini barangkali yang menjadi senjata. Allah SWT selalu mengirim bantuan," ujarnya.
Kedua, Jenderal Sudirman selalu menjaga sholat lima waktu secara berjamaah. Maka tidak heran ketika di mana pun berada selalu membuat padasan tempat berwudhu.
"Termasuk di Ngindeng ada tempat berwudhu dalam rangka sholat jamaah," sebutnya.
Ketiga, Jenderal Sudirman selalu berbagi sedekah kepada orang lain sehingga dicintai Allah dan masyarakat.
"Itulah senjata beliau dalam perang gerilya yang tidak pernah kalah selalu menang dan selamat dari ancaman penjajah," tandasnya.
Kepala Desa Ngindeng Bima Sakti Putra mengucapkan terima kasih dan selamat datang bagi peserta napak tilas.
"Kami ucapkan terima kasih dan selamat datang kepada seluruh peserta tapak tilas ini. Kami merasa bangga atas kehadirannya. Dengan begitu, kita dapat mengajarkan kepada anak didik rasa nasionalisme," ujarnya.
Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Ponorogo Drs H Muh. Syafrudin MA menuturkan banyak hikmah yang didapat dengan mengikuti Napak Tilas Jenderal Sudirman ini.
"Semoga dengan adanya tapak tilas ini dapat memberikan semangat kepada kita semua untuk senantiasa berjuang menegakkan ajaran Islam sebagaimana tujuan Muhammadiyah," paparnya.
Dalam acara ini peserta mengenakan pakaian pahlawan dan organisasi otonom Muhammadiyah. Layaknya perang gerilnya, mereka menandu sosok yang berperan sebagai Jenderal Sudirman.
"Saya sangat senang bisa memakai seragam pahlawan Jenderal Sudirman ini. Teman saya juga ada yang memakai pakaian seperti Siti Walidah, Fatmawati, dan masih banyak lagi," ujar Akmada sebagai salah satu peserta.
Untuk menambah kemeriahan dari acara ini, panitia menggelar perlombaan yang juga dibagi menjadi dua.
Untuk peserta tingkat SD/MI lomba yel yel dan menyanyi lagu nasional. Untuk peserta tingkat SMP/MTs sampai SMA/SMK/MA lomba yel-yel dan pionering dengan tema Tandu Jenderal Soedirman.
Selain perlombaan, tapak tilas ini dibarengi dengan bakti sosial (baksos), berupa, pertama, pelayanan kesehatan secara gratis kepada masyarakat sekitar.
Kegiatan yang ditempatkan di Wisata Sejarah Monumen Jenderal Soedirman ini diinisiasi oleh tim kesehatan dari dua rumah sakit (RS) terbesar di Ponorogo yaitu RS Umum Aisyiyah (RSUA) dan RS Umum Muhammadiyah (RSUM).
Kedua, dengan mengirim bantuan logistik kepada masyarakat sekitar dan korban bencana longsor di Desa Sriti, Kecamatan Sawoo, Kabupaten Ponorogo.
Kegiatan yang diinisiasi oleh Lazismu Kabupaten Ponorogoini ditutup dengan pemberangkatan mobil logistik untuk korban bencana.
Sementara itu turut hadir dalam puncak Napak Tilas ini, tamu undangan mulai dari Kepala Desa Ngindeng Bima Sakti Putra , Camat Sawoo Bambang Windu Sancoyo SSos, Kapolsek Sawoo AKP Joko Suseno SSos, guru Muhammadiyah se-Kabupaten Ponorogo, serta aktivis organisasi otonom Muhammadiyah tingkat daerah. (ar)
COMMENTS